Profil Desa Pengarengan
Ketahui informasi secara rinci Desa Pengarengan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Pengarengan, Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. Mengulas tuntas potensi unik desa yang memadukan pertanian sawah subur dengan sektor peternakan yang berkembang di kaki Gunung Sumbing, beserta data demografi, pemerintahan, dan prospeknya.
-
Ekonomi Terintegrasi
Desa Pengarengan memiliki model ekonomi yang khas di Kecamatan Kaliangkrik, dengan keseimbangan antara pertanian lahan basah (sawah padi) dan sektor peternakan sebagai dua pilar utama penopang kehidupan masyarakat.
-
Lokasi Transisi Strategis
Berada di elevasi yang lebih rendah di lereng Sumbing, desa ini menjadi zona transisi agraris dari kawasan hortikultura dataran tinggi ke area persawahan, didukung oleh sumber daya air yang melimpah.
-
Ketahanan Pangan Lokal
Perpaduan antara hasil padi sebagai sumber karbohidrat dan ternak sebagai sumber protein menjadikan Desa Pengarengan memiliki fondasi ketahanan pangan lokal yang kuat dan mandiri.
Berada di hamparan kaki Gunung Sumbing yang subur, Desa Pengarengan, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, menyajikan profil wilayah agraris yang berbeda dari desa-desa lain di sekitarnya. Jika wilayah Kaliangkrik yang lebih tinggi dikenal sebagai lumbung sayuran hortikultura, Desa Pengarengan justru menonjol dengan perpaduan harmonis antara pertanian lahan basah dan sektor peternakan yang produktif. Desa ini merupakan cerminan dari adaptasi masyarakat terhadap kondisi geografis di zona elevasi menengah, menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang tangguh dan mandiri.
Kondisi Geografis dan Batas Wilayah
Desa Pengarengan terletak pada ketinggian yang lebih moderat dibandingkan desa-desa puncak di Kecamatan Kaliangkrik. Topografinya bervariasi dari perbukitan landai hingga area lembah yang memungkinkan pengembangan sistem persawahan terasering. Luas wilayah Desa Pengarengan secara keseluruhan ialah 3,87 kilometer persegi atau setara dengan 387 hektare. Lokasi ini memberikannya keuntungan berupa akses terhadap sumber mata air dari lereng Sumbing yang melimpah, vital untuk irigasi pertanian.Secara administratif, Desa Pengarengan memiliki batas-batas yang jelas dengan desa tetangganya. Di sisi utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Mangli. Di sebelah timur, wilayahnya berbatasan dengan Desa Adipuro. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kebonlegi dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Balerejo. Posisi geografisnya yang strategis menjadikan desa ini sebagai salah satu jalur perlintasan penting yang menghubungkan berbagai desa di bagian bawah Kecamatan Kaliangkrik.
Struktur Demografi dan Kehidupan Sosial
Menurut data statistik terbaru, jumlah penduduk Desa Pengarengan tercatat sebanyak 5.340 jiwa. Dengan luas wilayah 3,87 km², tingkat kepadatan penduduknya mencapai sekitar 1.380 jiwa per kilometer persegi. Angka ini mencerminkan pemukiman yang relatif padat, di mana rumah-rumah penduduk terkonsentrasi di dusun-dusun yang dihubungkan oleh jalan desa, sementara lahan di sekitarnya dimanfaatkan secara optimal untuk kegiatan pertanian dan peternakan.Struktur sosial masyarakat Desa Pengarengan sangat erat dan komunal. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak, seringkali menjalankan keduanya secara simultan. Kaum pria umumnya bertanggung jawab atas pengolahan lahan sawah dan merawat ternak besar, sementara kaum wanita turut aktif membantu di ladang serta mengelola hasil panen dan urusan rumah tangga. Tradisi gotong royong, yang dikenal dengan sebutan "sambatan", masih terpelihara kuat, terutama saat musim tanam, panen, atau ketika ada warga yang membangun rumah.
Pemerintahan dan Administrasi Desa
Roda pemerintahan di Desa Pengarengan dijalankan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif dan pengawas. Kantor Desa menjadi pusat pelayanan administrasi bagi seluruh warga, mulai dari urusan kependudukan, perizinan, hingga penyaluran program bantuan dari pemerintah pusat dan daerah. Fokus utama pemerintah desa saat ini yakni pada optimalisasi potensi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat."Kami melihat kekuatan utama Desa Pengarengan terletak pada integrasi antara pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, program-program pembangunan kami arahkan untuk memperkuat kedua sektor ini secara bersamaan," ujar salah seorang pejabat desa. "Misalnya, dengan memfasilitasi pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia di sawah. Ini menciptakan siklus yang berkelanjutan dan efisien," lanjutnya. Sinergi antara pemerintah desa dan lembaga masyarakat seperti kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) menjadi kunci keberhasilan implementasi program-program tersebut.
Dua Pilar Ekonomi: Pertanian Padi dan Lumbung Ternak
Berbeda dengan desa lain di Kaliangkrik yang didominasi kebun sayur, lanskap Desa Pengarengan dihiasi oleh petak-petak sawah terasering yang menghijau. Padi merupakan komoditas pertanian utama yang menjadi sumber pangan pokok sekaligus pendapatan bagi sebagian besar keluarga. Sistem irigasi yang teratur dari aliran sungai dan mata air pegunungan memastikan sawah mendapatkan pasokan air yang cukup sepanjang tahun, memungkinkan dua hingga tiga kali siklus panen. Selain padi, petani juga menanam palawija seperti jagung dan kacang-kacangan saat jeda musim tanam padi untuk menjaga kesuburan tanah.Pilar ekonomi kedua yang tak kalah pentingnya ialah sektor peternakan. Hampir setiap rumah tangga di desa ini memiliki ternak, baik dalam skala kecil maupun besar. Jenis ternak yang banyak dikembangkan meliputi kambing, domba, sapi, dan unggas. Peternakan tidak hanya berfungsi sebagai sumber pendapatan tambahan melalui penjualan hewan kurban atau daging, tetapi juga sebagai tabungan hidup yang dapat dijual sewaktu-waktu saat ada kebutuhan mendesak. Sektor ini juga menciptakan simbiosis mutualisme dengan pertanian; pakan ternak sebagian didapat dari jerami padi, dan kotoran ternak diolah menjadi pupuk kandang yang menyuburkan lahan pertanian.
Kearifan Lokal dan Potensi Budaya
Nama "Pengarengan" sendiri mengundang pertanyaan mengenai asal-usulnya. Beberapa penuturan lokal mengaitkannya dengan kata "areng" atau arang, yang mengindikasikan bahwa di masa lalu, wilayah ini mungkin pernah menjadi pusat pembuatan arang kayu. Meskipun memerlukan kajian sejarah lebih lanjut, cerita ini menjadi bagian dari kekayaan tutur yang membentuk identitas desa.Kearifan lokal termanifestasi jelas dalam sistem pertanian dan peternakan terintegrasi yang telah berjalan puluhan tahun. Pengetahuan tentang kalender tanam tradisional (pranata mangsa), cara membuat pakan ternak fermentasi, dan teknik pengolahan pupuk kandang merupakan ilmu yang diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, kegiatan seni dan budaya seperti pentas kesenian tradisional masih sesekali digelar dalam acara-acara desa, seperti bersih desa (merti dusun) atau perayaan hari besar nasional, menjadi ajang untuk mempererat ikatan sosial warga.
Kondisi Infrastruktur dan Aksesibilitas
Aksesibilitas menuju Desa Pengarengan tergolong baik. Jalan utama yang menghubungkannya dengan pusat kecamatan dan jalan raya Magelang-Wonosobo sudah dalam kondisi beraspal dan dapat dilalui dengan lancar oleh berbagai jenis kendaraan. Hal ini sangat menunjang kelancaran distribusi hasil pertanian dan peternakan ke pasar-pasar terdekat, seperti Pasar Kaliangkrik.Infrastruktur di dalam desa juga terus ditingkatkan. Sebagian besar jalan lingkungan dan jalan usaha tani telah mendapat perkerasan beton, mempermudah mobilitas warga dan pengangkutan hasil bumi. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh dusun, dan layanan telekomunikasi seluler juga cukup stabil. Fasilitas umum seperti masjid, sekolah dasar, dan posyandu telah tersedia dan berfungsi dengan baik untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat.
Tantangan Pembangunan dan Prospek Masa Depan
Sebagai desa agraris, Desa Pengarengan tidak luput dari tantangan. Di sektor pertanian, ancaman serangan hama wereng dan kebutuhan akan regenerasi petani menjadi isu utama. Banyak generasi muda yang lebih tertarik untuk bekerja di sektor non-pertanian, sehingga keberlanjutan profesi petani menjadi perhatian serius. Di sektor peternakan, tantangan yang dihadapi meliputi ketersediaan pakan hijauan saat musim kemarau dan pencegahan penyakit ternak.Meskipun demikian, prospek masa depan Desa Pengarengan sangat menjanjikan. Dengan fondasi ekonomi ganda yang kuat, desa ini memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap guncangan ekonomi. Pengembangan lebih lanjut dapat difokuskan pada peningkatan nilai tambah produk. Misalnya, pengolahan gabah menjadi beras berkualitas premium, pengembangan kelompok ternak modern, atau bahkan inisiasi program agrowisata edukatif yang memperkenalkan sistem pertanian dan peternakan terintegrasi kepada pengunjung. Dengan inovasi dan pengelolaan sumber daya yang tepat, Desa Pengarengan berpotensi menjadi desa percontohan untuk pembangunan agraris yang berkelanjutan.
